Sakit kepala merupakan penyakit yang
hampir sebagian besar kita pernah mengalaminya. Ketika anda merasakan sakit
kepala yang teramat sangat, jangan pernah menganggap remeh hal tersebut. Ketika
sakit kepala menyerang, terkadang kita tak begitu menganggap penting penyakit
tersebut. Tak ada sedikitkpun terbersit atau terpikirkan bahwa sakit kepala itu
merupakan awal suatu penyakit yang berbahaya, bahkan bisa menyebabkan kematian.
Biasanya saat sakit kepala menyerang, tindakan pertama yang kita lakukan adalah
meminum obat sakit kepala yang dijual bebas di pasaran. Namun bagaimana jika
sakit kepala yang terjadi secara terus menerus bahkan sesekali atau 2 kali itu
membuat si penderita jatuh pingsan (tidak sadarkan diri) selama beberapa jam.
Pengalaman serupa pernah dialami oleh
seorang rekan saya di kantor. Sebut saja namanya Vina. Ketika berada di kantor,
Vina seringkali mengeluhkan sakit kepalanya. Bila dilihat dari fisiknya yang
nampak bugar, siapa mengira Vina memiliki suatu penyakit yang tidak terdeteksi
sejak dini. Sakit kepala yang diderita Vina seringkali menyebabkan Vina jatuh
pingsan. Namun Vina menganggap sakitnya itu adalah penyakit biasa yang bisa
disembuhkan dengan obat-obatan yang ia beli di toko obat atau apotik.
Rekan-rekan saya di kantor seringkali mengingatkan Vina untuk memeriksakan diri
ke dokter. Vina seorang gadis enerjik berusia 23
tahun ini terlalu asik dengan kegiatannya. Selain bekerja, ia juga mengambil
kuliah di sore hari. Karena kesibukan Vina, membuat Vina tak pernah memperdulikan
kesehatannya. Sakit kepala yang seringkali dideritanya tidak lantas membuatnya
lemah. Bila sakit kepalanya mulai menyerang, Vina seringkali tidur-tiduran di
mushola kantor sambil menghirup aroma minyak angin di hidungnya. Ketika
rekan-rekan di kantor memintanya untuk pergi ke dokter, Vina hanya menjawab“Ahh..
Cuma sakit kepala biasa, nanti juga sembuh sendiri koq…”.
Untuk beberapa waktu kondisi Vina yang
terus-menerus mengalami sakit kepala nampaknya membuat ibunda Vina gelisah.
Bagaimana tidak, saat Vina sedang menikmati weekend bersama teman-temannya,
mendadak ia jatuh pingsan. Teman-teman Vina langsung membawa Vina pulang.
Sebenarnya ibunda Vina curiga dengan kondisi Vina itu. Namun saat ibunda Vina
meminta agar Vina memeriksakan ke dokter, lagi-lagi Vina menolak. Dengan
sedikit guyonan Vina berceloteh “Aku gak mau periksa ke dokter, nanti
dokter memvonis aku penyakit yang menyeramkan!” sahut Vina dengan
gelak tawa.
Vina yang manis dan selalu bersemangat itu
tidak mau menampilkan sosok yang lemah di mata rekan-rekannya. Ia tak mau
dinilai penyakitan atau ringkih. Sebenarnya kami di kantor juga merasa was-was
dengan kondisi sakit kepala Vina yang terjadi berulang kali. Sudah berulang
kali kami minta Vina segera memeriksakan diri ke dokter. Namun Vina tetap kukuh
pada pendiriannya bahwa itu adalah penyakit sakit kepala biasa.
Puncak kecemasan kami adalah pada saat
ibunda Vina mengabarkan bahwa Vina tak sadarkan diri lagi dan sedang ditangani
oleh dokter di Rumah Sakit. Rupanya Vina pingsan hampir 2 jam. Hal itulah yang
membuat keluarga Vina merasa perlu untuk membawa Vina ke Rumah Sakit. Ternyata
kondisi Vina makin mengkhawatirkan. Saat dokter memberitahukan keluarga Vina
bahwa Vina ternyata koma. Bukan main kagetnya ibunda Vina mendengar pernyataan dokter
tersebut. Dokter masih belum bisa memastikan penyakit apa yang diderita Vina.
Selama 2 hari Vina koma di Rumah Sakit,
Tim dokter Rumah Sakit tersebut masih terus berupaya mencari penyebab sakitnya
Vina. Beberapa waktu kemudian Tim dokter mendiagnosa bahwa Vina harus menjalani
operasi sumsum tulang belakang. Makin paniklah keluarga Vina mendengar hasil
pemeriksaan Tim Dokter tersebut. Dengan berat hati, ayah Vina menandatangani
persetujuan putri kesayangannya untuk menjalani operasi besar tersebut.
Ibunda Vina kemudian mengabarkan berita
itu ke kantor. Kami semua di kantor langsung kaget mendengarnya. Siapa mengira
Vina yang selalu nampak ceria ternyata menderita penyakit yang sungguh
mengkhawatirkan. Beberapa rekan kami di kantor pun diutus untuk melihat kondisi
Vina yang masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Kami tak sampai hati dan
sungguh sedih melihat kondisi Vina yang lemah tak berdaya di ruang ICCU.
Selang beberapa saat, setelah Vina
menjalani operasi sumsum tulang belakang, kondisi Vina masih belum juga
membaik. Saat dokter memberitahukan bahwa Vina sudah siuman dan ingin bertemu
dengan ibundanya, betapa senang hati ibunda Vina mengetahui puterinya telah
siuman. Namun ternyata kondisi Vina pasca operasi justru makin memburuk.
Melihat kondisi Vina yang tak juga
membaik, Tim Dokter kemudian meneliti lebih lanjut penyakit Vina. Belakangan
diketahui bahwa Vina terkena Meningitis! Makin tipislah harapan hidup Vina.
Keluarga Vina sudah jatuh lemas mengetahui penyakit Vina yang masih simpang
siur itu.
Dokter yang memeriksa Vina pun telah
memberitahukan harapan hidup Vina memang sudah sangat tipis. Malam harinya,
Vina makin kritis. Jam 2 dini hari, Vina menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Keluarga Vina yang sudah pasrah dengan kondisi Vina pun nampaknya telah siap
menerima kenyataan itu. Berita duka itu pun kami terima dengan duka mendalam.
Sungguh tak menyangka, Vina, sahabat kami akhirnya tak mampu bertahan melawan
sakit yang dideritanya. Siapa mengira sakit kepala yang dideritanya selama ini
ternyata adalah Meningitis. Begitu cepatnya virus Meningitis menyerang Vina.
Tidak sampai 1 minggu dirawat di Rumah Sakit, nyawa Vina pun terenggut.
Hikmah terbesar dari peristiwa yang
menimpa Vina adalah jangan pernah anggap enteng sakit kepala yang anda derita.
Sama-sama kita ketahui, kasus serupa pun juga dialami oleh Gisca Putri Agustina
Sahetapy, putri sulung penyanyi Dewi Yull. Hanya saja penyakit Giska telah
diketahui oleh Tim dokter yaitu penyakit Meningitis atau radang otak. Giska
akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit dr. Suyoto, Bintaro setelah menjalani
operasi akibat penyakit yang dideritanya itu.
Meningitis atau radang otak merupakan
infeksi atau peradangan yang terjadi di sekitar selaput otak (meningen), yang
mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan oleh
berbagai macam virus dan bakteri. Penyakit ini sebagian besar menyerang
anak-anak, remaja dan dewasa muda. Selain itu, orang dewasa atau orang-orang
dengan gangguan kesehatan jangka panjang (seperti melemahnya sistem imun) juga
turut berisiko.
Dilansir dari Emedicinehealth, gejala umum
Meningitis yang terjadi pada individu dewasa antara lain adalah sakit kepala,
leher kaku, demam dan menggigil, kejang (ini terjadi pada sekitar sepertiga
dari pasien meningitis) dan infeksi saluran pernafasan atas (misalnya, dingin,
sakit tenggorokan). Tanda atau gejala lainnya adalah photophobia
(takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan
suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk
bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Namun pada bayi gejala dan tanda penyakit
meningitis ini sangatlah sulit diketahui. Pada umumnya bayi akan tampak lemah
dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui. Penyakit
meningitis merupakan penyakit dengan angka kematian mencapai 50%. Jika lolos
dari maut, balita akan mengalami gejala-gejala dari sisa penyakitnya seperti
lumpuh, tuli, epilepsi, lamban dan retardasi mental.
Apabila ada di antara anggota keluarga
anda yang mengalami tanda atau gejala seperti di atas, sebaiknya segera membawa
penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan yang intensif, antara
lain pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang meliputi test darah
(elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan
X-ray (rontgen) pada paru yang akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa
penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah
diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput
otak).
Menurut Dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si,
Sekretaris Satgas Imunisasi PP-IDAI dan Ahli Tumbuh Kembang Anak dari
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, menyatakan perlu upaya keras untuk
pencegahan meningitis, karena sekali bakteri tersebut sampai di selaput otak,
maka tak ada harapan sembuh total bagi si penderita. Upaya pencegahan yang
dapat dilakukan yaitu dengan Nutrisi dan pemberian ASI, makanan lengkap dan
seimbang, vitamin A, Zinc, dan lainnya.
Agar terhindar dari infeksi virus Meningitis
lakukanlah upaya sebagai berikut:
- Biasakan mencuci tangan dengan baik dan sering, terutama mereka yang merawat atau berada berdekatan dengan pasien meningitis.
- Biasakan pola hidup bersih, yaitu dengan membersihkan permukaan-permukaan yang bisa terkontaminasi (misalnya handel pintu, remote TV dan lain-lain) dengan sabun dan air kemudian bilas dengan desinfektan atau cairan pemutih yang mengandung chlorine utk mencegah penyebaran virus.
- Tutuplah mulut saat batuk, dengan tissue atau tangan. Jika menggunakan tissue, buang tisue ke tempat sampah, Jika menggunakan tangan, segeralah cuci tangan anda.
- Hindari mencium pasien, atau berbagi gelas minuman, atau hal-hal yang mungkin menyebabkan penyebaran virus
- Hindari polusi seperti asap rokok atau asap dapur.
- Lakukanlah vaksinasi, ada beberapa vaksinasi yang tersedia yaitu: Haemophilus influenzae type b (Hib), - Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7), - Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV), dan Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)
The Advisory Committee
on Immunization Practices (ACIP) merekomendasikan vaksinasi
meningitis pada mereka berusia 11-18 tahun. Usia praremaja (11-12 th) merupakan
usia terbaik sebelum dewasa untuk menerima vaksinasi meningitis. Karena
kejadian Meningitis dapat meningkat pada usia dewasa, mereka yang belum pernah
divaksinasi meningitis disarankan mendapat vaksinasi seawal mungkin.
Semoga kita dan orang-orang yang kita
sayangi senantiasa terhindar dari penyakit yang mengerikan ini. Karena bila
seseorang sudah terjangkit Penyakit meningitis ini, reaksinya sangat cepat,
yaitu antara 1-14 hari setelah terekspose oleh kuman, sekitar 25% pasien
penderita Meningitis dapat meninggal dalam waktu hanya 24 jam saja dan sisanya
bisa menderita hingga 7 hari.
Posting Komentar